KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Rabb
semesta alam yang kepada-Nya kita menyembah dan kepada-Nya pula kita memohon
pertolongan. Shalawat serta salam kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi
Muhammad saw Khatamun Nabiyyin, beserta para keluarga dan sahabat serta seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan rahmat dan hidayah dari
Allah swt kami diberikan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dari Bapak,
Ahmad Fauzan M., untuk
membuat sebuah profil usaha yang kami fokus kan pada Perusahaan Waralaba Ayam
Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses editoran profil ini. Kami menyadari bahwa profil ini kurang sempurna, maka dari
apabila terdapat kesalahan dalam profil ini mohon dimaafkan dan semoga profil
ini dapat bermafaat bagi kita semua, amin.
Palangka Raya, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan perkembangan dunia bisnis yang pesat telah banyak bermunculan berbagai
jenid industri di tanah air, contohnya industri jasa dan pelayanan, industri
kesehatan, industri tekstil dan lain sebagainya. Salah satu industri yang sanga
menjanjikan adalah industri makanan dan minum terbukti dari menjamurnya rumah
makan, kedai-kedai bahkan restauran terkenal. Kebanyakan dari mereka yang
sukses menerapkan sistem waralaba, karena sistem ini sangat tepat diterapkan
dalam industri jasa makanan dan minuman. Tetapi yang paling utama sebagai
pelaku bisnis terlebih dahulu kita harus mengenal dan mengetahui bagaimana sebenarnya
agar bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan bermanfaat bukan hanya untuk
diri sendiri, perusahaan namun juga lingkungan sekitar. Oleh karen itu penting
rasanya bagi kita untuk mengetahu lebih lanjut bagaimana sebenarnya bisnis
waralaba dan bagaimana profil sebuah perusahaan dari bisnis waralaba.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana gambaran umum dari perusahaan waralaba?
2.
Bagaimana profil dari Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya
sebagai salah satu jenis perusahaan waralaba?
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan permasalahan diatas,
tujuan yang dicapai dalam profil ini sebagai berikut :
1. Mengetahui, memahami dan
menjelaskan gambaran umum dari
perusahaan waralaba.
2. Mengetahui, memahami dan
menjelaskan profil dari Ayam Penyet
Surabaya Cab. Palangkaraya sebagai salah satu jenis perusahaan waralaba.
D. Manfaat Profil
Kegunaan atau manfaat yang
diharapkan dari penulisan profil ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan
Praktis
Penulisan profil ini diharapkan
menjadi masukan yang berguna untuk
meningkatkan keimanan dan menambah wawasan kita.
2. Kegunaan
Teoritis
Penulisan profil ini diharapkan
dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan bahan bacaan yang
bermanfaat dan pengembangan ilmu seputar Etos Kerja dalam Bisnis Islam.
E. Teknik Pengumpulan Data
1.
Wawancara : Wawancara adalah suatu cara
pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.[1] Menurut Lexy J. Moleong, Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[2] Dalam hal ini peneliti
melakukan dialog secara langsung dengan responden agar peneliti dapat
mengetahui secara lebih mendalam mengenai bagaimana profil dari Ayam Penyet
Surabaya Cab. Palangkaraya. Kegiatan wawancara dilakukan oleh dua perwakilan
dari kelompok berdasarkan pembagian tugas.
2.
Observasi : Menurut Subagyo, observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial
dengan gejala-gejala psikologis untuk kemudian dilakukan pencatatan.[3] Pengumpulan data dengan
observasi langsung atau dengan pengamatan secara langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut.[4]
3.
Dokumentasi : cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga
buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian.[5]
BAB II
Gambaran Umum Bisnis Waralaba
A. Sejarah Singkat Bisnis Waralaba/Franchise
Sejarah franchise dimulai di Amerika Serikat oleh perusahaan mesin jahit singer sekitar tahun 1850-an.
Pada saat itu, Singer membangun jaringan
distribusi hampir di seluruh
daratan Amerika untuk menjual produknya. Di samping menjual mesin jahit, para distributor tersebut
juga memberikan pelayanan purna jual dan suku
cadang. Jadi para distributor tidak semata menjual mesin jahit, akan tetapi juga memberikan
layanan perbaikan dan perawatan kepada konsumen.[6]
Waralaba mulai ramai dikenal di Indonesia sekitar
tahun 1970-an dengan mulai masuknya franchise
luar negeri seperti Kentucky Fried Chicken, Swensen,Shakey Pisa dan kemudian diikuti pula oleh
Burger King. Istilah
franchise ini
selanjutnya menjadi istilah yang akrab
dengan masyarakat, khususnya masyarakat
bisnis Indonesia dan menarik perhatian banyak pihak untuk mendalaminya
kemudian
istilah franchise dicoba di Indonesiakan dengan istilah ‘waralaba’ yang
diperkenalkan pertama kali oleh Lembaga Pendidikan dan Pengembangan
Manajemen (LPPM) sebagai padanan
istilah franchise.[7]
B. Definisi
Pengertian bisnis waralaba atau franchise
berasal dari bahasa
Perancis affranchir yang berarti to free yang artinya membebaskan.[8] Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia mempunyai arti kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil
sesuai denga kesepakatan, hak kelola, hak pemasaran. Begitu juga artinya
dengan franchise. Wara berarti lebih dan Laba itu mempunyai arti untung,
jadi waralaba itu
sering mempunyai arti kata lain lebih untung.
Dalam dunia bisnis di Indonesia kata
waralaba biasanya sering digunakan untuk bisnis lokal. Sedangkan franchise
biasa digunakan untuk skala yang lebih besar atau bisa dibilang waralaba
internasional.
Berikut definisi atau pengertian
bisnis waralaba atau franchise dari berbagai sumber ;[9]
1. Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 259/MPR/Kep/7/1997
Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.’' Waralaba
adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan
atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan atau penjualan barang
dan jasa.
2. PP RI No. 42 Tahun 2007 tentang waralaba, (Revisi atas
PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran
Usaha Waralaba) Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan
atau badan usaha terhadap sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan
barang dan/atau jasa yang telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau
digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
3. David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai
sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis
kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap
akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi
franchisor.
4. Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise
definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki
oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain
(franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai
dengan teritori yang disepakati.
Profil Perusahaan
Ayam
Penyet Surabaya
Cab. Palangkaraya Kalimantan Tengah
Jl. G. Oboz No. 97.800
A. Profil
Umum Perusahaan
Nama Perusahaan : Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya
Wongsolo
Grup
Motto
Perusahaan : Bekerja adalah Jihad
Nama
Pendiri : Drs. Puspo Wardoyo
Nama
Manajer : Puwadi
Tanggal
Berdiri : Juli 2013
Alamat
Berdiri : Jl. G. Oboz No. 97.100
Jenis
Perusahaan : Waralaba dibidang Pelayanan Jasa
Jumlah Karyawan : 30 Karyawan terdiri dari 4 staf inti, 24 karyawan dan 2 part
time
Produk : Makanan Tradisional dan Minuman
B.
Profil Pendiri
Nama : Drs. Puspo Wardoyo
Tempat
Tanggal Lahir : Solo, 30 November 1967
Profesi : Pengusaha
Riwayat
Pendidikan : SDN Kenangasam Solo
SMP
Islam Batik Solo
SMA
Negeri Batik Solo
UNS
Solo
C. Profil
Manajer
Nama : Puwadi
Tempat Tanggal Lahir : Negara,
Kalimantan Selatan, 05 September 1991
Alamat : Jl. Dr. Murjani, Gg. Sari 45
Jabatan di Perusahaan : Manajer/Pemimpin
Cabang
D.
Riwayat Perusahaan
Rumah
Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya adalah perusahaan dibidang jasa
pelayanan yang berdiri pada bulan juli 2013. Pemilihan nama Ayam Penyet
Surabaya karena buka pertamakali di kota Medan Sumatra Utara, dan sambal cabe
rawit spesialnya dikirim cargo dari Surabaya.
Rumah
Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya ini merupakan produk dari Rumah
Makan Wongsolo Grup dengan nama yang berbeda tetapi masih dalam satu grup yang
sama dan dalam Manajemen yang sama, hanya nama yang membedakannya.
Jika
kita berbicara tentang sejarah awal mula berdirinya Rumah Makan Ayam Penyet
Surabaya Cab. Palangkaraya tentunya kita akan berbicara mengenai awal mula
berdirinya Ayam Bakar Wongsolo / Wongsolo Grup sebagai Pusat dari semua cabang
disetiap daerah. Wongsolo Grup
adalah bisnis rumah makan yang
bergerak dalam bisnis jasa, moto mereka adalah ‘’Hallalan Tayyiban’’, yang
berarti halal dari segi makan dan baik dari segi aspek pengolahan dan
pelayanan. berdiri sejak 18 April 1991 di bawah kendali Bapak Puspo Wardoyo dan
berkantor pusat di kota Medan dengan cabang hampir di seluruh propinsi di
Indonesia. Meggunakan nama Solo dikarenakan Pemiliknya Bapak Puspo Wardoyo
sendiri berasal dari kota Solo.
Berdasarkan
hasil wawancara kami mendapat sebuah cerita yang sangat menarik mengenai bagaimana
awalnya Ayam Bakar Wongsolo ini dikenal oleh Masyarakat. Usaha Ayam Bakar
Wongsolo ini pertamakali dibuka oleh Bapak Puspo Wardoyo dengan menyewa lahan
didekat bandara sewa perhari Rp. 1.000 pada waktu itu. Dilahan berukuran 4x4
itulah kemudian warung ayam bakar dibuka dan dengan modal kurang lebih Rp.
800.000 dengan menjual 3-4 ekor ayam perhari dengan 4 karyawan.
Cerita
Kesuksesannya berawal dari salah satu karyawan yang meminjam uang untuk modal
kepada Bapak Puspo Wardoyo untuk kepentingan pribadinya, berkat ketulusan
beliau si karyawan merasa berhutang budi, tak lama setelah itu karyawan
tersebut mengundang seorang karyawan untuk mewawancarai Bapak Puspo Wardoyo,
yang mana si wartawan tersebut adalah kakak dari karyawan yang berhutang tadi.
Alhasil profil beliau dimuat di koran Waspada Medan tahu 1992 dengan judul
‘’Sarjana Buka Ayam Bakar Wongsolo’’, maka konsumen mulai mendatangi warungnya
sehingga omset meningkat dari 100 potong ayam sampai dengan 200 potong ayam
terjual habis. Beliau kemudian membuka cabang diberbagai kota dihapir seluruh
wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, dengan
menawarkan kerjasama dengan sistem waralaba atau frencais, berdasarkan informasi yang kami dapatkan mereka adalah
perusahaan frencais pertama yang
sukses di Indonesia, bahkan Beliau bertekad akan mengembangkannya ke Malaysia
dan Singapura karena dari segi selera makanan masih serumpun dengan kita .
Seperti
yang sudah kita ketahui bahwa Rumah Makan Ayam Penyet adalah produk dari
Wongsolo Grup. Ayam Penyet Surabya sendiri atas gagasan dari Bapak Puspo
Wardoyo pada tahun 1993 dari salah satu menu Ayam Bakar Wongsolo yang sangat
digandrungi masyarakat Indonesia. Seiring dengan banyaknya customer yang
menggemari menu ayam penyet, maka dibukalah gerai Pertama Ayam Penyet Surabaya
di Medan pada tahun 2006. Hingga saat ini cabangnya telah mencapai 20 cabang di
seluruh penjuru Indonesia dan yang berada di
Kalimantan Tengah Palangkaraya berlokasi di Jl. G. Oboz No. 97.800.
E.
Visi dan Misi Perusahaan
1.
Visi
Perusahaan
Perusahaan Islami yang menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar dimana outlet wongsolo berada.
2.
Misi
Perusahaan
Memenuhi kebutuhan pelanggan akan konsumsi yang bergizi
tinggi, higienis, aman bagi kesehatan pelanggan dan halal.
F.
|
·
Costumer Service
·
Kasir
·
Kapten Area
·
Bagian Minuman
·
Bagian Saji (Kapten Stelling)
·
Bagian Tongseng (memasak)
·
Bagian BBG/Blong
·
Bagian Sambal
·
Bagian Pencuci Peralatan dan Perlengkapan
|
G.
Pengawasan
Dari segi pengawasan
semua kegiatan baik itu produksi maupun pelayanan di awasi oleh staf inti yaitu
Manajer, Kaprok, Bendahara dan Pimpinan Belanja. Mereka melakukan kontrol
harian dengan pembagian jadwal masing-masing dan jika seandainya para staf inti
tidak berada ditempat maka yang mengawasi kegiatan adalah karyawan biasa yang
ditunjuk khusus bedasarkan kepercayaan dari pemimpin/staf inti.
H.
Produk
1.
Jenis
Produk yang ditawarkan
Makanan
|
No.
|
Daftar Nama
|
Harga
|
|
1
|
Ayam
Penyet
|
Rp.
27.000,00
|
|
2
|
Ayam
Bakar
|
Rp.
26.000,00
|
|
3
|
Nasi
Uduk Ayam Penyet
|
Rp.
28.000,00
|
|
4
|
Bebek
Penyet
|
Rp.
31.000,00
|
|
5
|
Fried
Chicken
|
Rp.
29.000,00
|
|
6
|
Lele
Penyet
|
Rp.
28.000,00
|
|
7
|
PKT
ikan Nila Penyet
|
Rp.
29.000,00
|
|
8
|
PKT
ikan Haruan Penyet
|
Rp.
28.000,00
|
|
9
|
PKT
ikan Patin Penyet
|
Rp.
28.000,00
|
Minuman
|
No.
|
Daftar Nama
|
Harga
|
|
1
|
Lidah
Buaya Lemon
|
Rp.
15.000,00
|
|
2
|
Lidah
Buaya Cocopandan
|
Rp.
15.000,00
|
|
3
|
Soda
Gembira
|
Rp.
12.000,00
|
|
4
|
Kelapa
Muda Cocopandan
|
Rp.
10.000,00
|
|
5
|
Es
Buah
|
Rp.
16.000,00
|
|
6
|
Juice
Alpukat
|
Rp.
15.000,00
|
|
7
|
Juice
Sirsak
|
Rp.
14.000,00
|
|
8
|
Juice
Mangga
|
Rp.
14.000,00
|
|
9
|
Juice
Pepaya
|
Rp.
8.000,00
|
|
10
|
Juice
Semangka
|
Rp.
13.000,00
|
|
11
|
Juice
Melon
|
Rp.
14.000,00
|
|
12
|
Lemon
Tea
|
Rp.
8.000,00
|
|
13
|
Milshake
Orange
|
Rp.
15.000,00
|
|
14
|
Milshake
Strawberry
|
Rp.
15.000,00
|
|
15
|
Milshake
Melon
|
Rp.
15.000,00
|
|
16
|
Teh
Manis Panas
|
Rp.
4000,00
|
|
17
|
Es
Teh Manis
|
Rp.
4000,00
|
|
18
|
Kopi
|
Rp.
7.000,00
|
|
19
|
Es
Jeruk
|
Rp.
8000,00
|
Pelengkap
|
No.
|
Daftar
Nama
|
Harga
|
|
1
|
Tumis
Kangkung
|
Rp.
10.000,00
|
|
2
|
Tumis
Pare
|
Rp.
13.000,00
|
|
3
|
Tumis
Kacang Panjang
|
Rp.
10.000,00
|
|
4
|
Balado
Terong
|
Rp.
12.000,00
|
|
5
|
Capcay
|
Rp.
11.000,00
|
|
6
|
Tumis
Genjer
|
Rp.
10.000,00
|
|
7
|
Oseng
Tempe
|
Rp.
12.000,00
|
|
8
|
Nasi
Goreng
|
Rp.
18.000,00
|
|
9
|
Mie
Goreng
|
Rp.
18.500,00
|
|
10
|
Sup
Ceker
|
Rp.
12.000,00
|
|
11
|
Balado
Cumi/Udang
|
Rp.
39.000,00
|
|
12
|
Cumi/Udang
Goreng
|
Rp.
39.000,00
|
|
13
|
Tahu
Pong
|
Rp.12,000,00
|
|
14
|
Tahu
Penyet
|
Rp.
14.000,00
|
|
15
|
BihunGoreng
|
Rp.
12.000,00
|
|
16
|
Oseng
Kikil
|
Rp.
23.000,00
|
2.
Penanganan
Produk Rewok (Rusak)
Produk Rewok dikontrol harian,dan ditangani oleh masing-masing bagian
(bagian-bagian pada struktur organisai) dengan mencatatnya pada buku pembelian
dan pengeluaran meliputi produk apa saja yang rusak dan jumlahnya.
3.
Penanganan
Limbah
Ditangani
oleh petugas kebersihan yang sudah bekerjasama dengan perusahaan sehingga
limbah dapat dikrontrol secara baik dan benar.
I.
Pemasaran
Rencana pemasaran dari pihak
Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya sendiri dilakukan dengan melakukan promosi
seefektif mungkin seperti pembagian brosur, kartu nama dan spanduk. Selain itu
juga mereka aktif melakukan promosi melalui dunia maya sehingga meraka dapat
dengan mudah memperluas jangakuan pasar.
Dari pusat juga ada pihak
marketing sendiri yang disebut dengan Promosi Nasional, pihak ini lah yang
melakukan promosi besar-besaran tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar
negeri.
J.
Strategi Mengahadapi Pesaing
Hal yang mendasar adalah
bersaing secara sportif, salah satu cara yang mereka terapkan yaitu menciptakan
kenyamanan konsumen dari berbagai aspek seperti, kebersihan, pelayanan dan rasa
yang khas. Kebersihan dan pelayanan harus saling mendukung, pelayanan yang baik
tidak akan maksimal tanpa adanya kebersihan dan sebaliknya, kondisi lokasi dan
pelayanan mempengaruhi rasa dari produk karena kepuasan konsumen akan tercipta
ketika mereka merasa nyaman selama berada ditempat rumah makan.
Selain itu juga mereka
menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti Mushola untuk para konsumen
yang beragama Islam agar mudah dalam menunaikan kewajibannya saat berada di
rumah makan mereka, tentunya ini menjadi nilai lebih dalam dunia persaingan.
K.
Aspek Produksi
1.
Kriteria
perekrutan karyawan
Mengenai kriteria karyawan
mereka tidak terpaku pada ijasah terakhir para pelamar kerja, mereka lebih
mengutamakan kryawan yang kompeten, rajin, dan bersungguh bersedia mematuhi peraturan.
Mereka
juga mengadakan masa training bagi karywan baru selama tiga bulan untuk
mengetahui bagaimana kinerja si karyawan baru tersebut. Seandainya selama tiga
bulan kinerjanya bagus maka otomatis dapat diterima oleh perusahaan tetapi jika
tidak maka akan sulit untuk diterima atau bahkan dikeluarkan tetapi tetap
diberikan gaji sesuai lamanya masa training.
2.
Deskripsi
Lokasi
Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya
cab. Palangkaraya beralamat di Jl. G. Oboz No. 97.8004 , berada di pusat kota
disamping SPBU G.oboz.
Menurut penulis lokasi
berdirinya sangat strategis karena selain dekat perumahan dan pertokoan juga
dekat dengan Islamic Sentral yaitu Kampus IAIN Palangkaraya, Kampus Terbuka
Palangkaraya dan STIMIK Palangkaraya. Luas area diperkirakan kurang lebih 25 m untuk
lebar dan panjangnya 23 m, belum termasuk halaman depan dan tempat parkir,
untuk halaman depan cukup luas dan tentunya tepat untuk tempat parkir. Terdiri
dari dua lantai, lantai dasar untuk kegiatan perusahaan sedangkan lantai dua
hanya untuk penyimpanan peralatan atau barang bekas.
Jumlah meja makan sekitar 35
buah, dibagian tengah masing-masing dilengkapi 4 kursi dan meja makan yang
lesehan ada dibagian kiri dan kanan.
3.
Fasilitas
dan Peralatan
Untuk
fasilitas yang mereka tawarkan antara lain sebagai berikiut :
a.
Mushola
para pelanggan muslim menunaikan kewajibannya selama berada di rumah makan
b.
Televisi
c.
2
westafel, di dalam dan di luar samping pintu masuk
d.
Toliet,
untuk pelanggan di dalam dekat mushola untuk karyawan dan staf di belakang
Untuk
Peralatan mereka sangat beragam dan banyak jumlahnya, diantaranya 6 buah wajan
besar, 3 buah blender jumbo, 2 mesin giling sambel, 4 presto besar dan 1 presto
kecil, 8 buah kompor gas, piring saji, sendok makan minuman, sendok, garpu dan
centong dengan berbagai macam ukuran besar, dan peralatan lain untuk menjaga
kualitas produk agar dapat tersajikan kepada konsumen dengan baik.
4.
Bahan
Baku
Kalo untuk bahan baku mereka
mengutamakan kualitas, suplier mereka berada di Banjar Masin Kalimantan
Selatan, contohnya beras dan ayam. Sedangkan khusus untuk Gula Merah
didatangkan dari Solo dan Cabe untuk sambel dari Surabaya.
Tetapi
jika dalam keadaan terdesak tak jarang juga dipasok dari pasar yang ada di
Palangkaraya dengan kualitas produk yang telah diperhitungkan sebaik mungkin.
5.
Kegiatan
Produksi
Kegiatan dimulai dari pukul 07:30 pagi sampai pada 10:22
malam, yang terbagi menjadi 3 shif ;
a.
Shif
pertama dari pukul 07:30 pagi sampai 15:00 sore
b.
Shif
kedua dari pukul 12:30 siang sampai 15:30, istirahat sejam setengah kemudian lanjut
sampai pukul 08:00 malam
c.
Shif
ketiga dari pukul 14:30 sore sampai 10:22 malam.
Selain itu juga mereka mengadakan kegiatan rutinan diluar
kegiatan produksi yaitu breffing, evaluasi kerja, doa bersama dan kultum yang dilakukan setiap pagi dan sore,
serta kegiatan amal atau bantuan sosial.
6.
Proses
Pengerjaan Produk
Untuk
setiap menu/porsi yang ditawarkan waktu pengerjaan paling lama 30 menit
tergantung pesanan. Pemanggangan ayam sebagai menu utama selama 30-45 menit.
Pada mulanya Ayam Penyet Surabaya ini dalam penyajiannya prasmanan, tetapi
berdasarkan pertimbangan kondisi konumen tertentu maka ditiadakan.
L.
Analisis SWOT
1.
Strength
(Kekuatan)
Yang
menjadi kekuatan dari Ayam Penyet Surabaya antara lain :
a.
Prinsip
Ekonomi Islam yang mereka terapkan dalam segala aspek kegiatannya, contoh yang
paling jelas dapat kita lihat adalah moto dari Wongsolo grup sendiri yaitu
‘’Hallalan Tayyiban’’dan moto Ayam Penyet Surabaya yaitu ‘’Bekerja adalah
Jihad’’. Maksudnya bahwa mereka bukan hanya berbisnis untuk mencari profit
tetapi juga untuk kemaslahatan orang banyak seperti karyawan dan para
masyarakat dilingkungan sekitar. Jadi jelas apa yang mereka kerjakan Insya
Allah tidak hanya bernilai material tetapi juga spiritual / nilai-nilai
keislaman.
b.
Kegiatan-kegiatan
diluar produksi yaitu memberikan bantuan sosial berupa sumbangan kepada Panti
Asuhan dan masyarakat sekitar sebulan sekali dan pada bulan Ramadhan dengan
mengundang para Yatim Piatu dari Panti Asuhan tertentu untuk berbuka bersama.
c.
Menu-menu
tradisionalnya, terutama sambel ayam penyetnya, berdasarkan dari komentar
pelanggan yang memang merasa puas dengan sambel yang disajikan karena dia khas
dan beda dari sambel di rumah makan lainnya.
d.
Apa
yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh pendiri yaitu Bapak Gusto Wardoyo
seperti, mengutamakan sedekah, rajin , pantang putus asa, mengutamakan
pelanggan, menjalin silaturrahmi yang baik antara semua staf, karyawan dan
pelanggan, tidak serakah untuk mendapatkan keuntungan dan tanggung jawab yang
tinggi. Hal ini yang menjadi kekuatan tersendiri untuk tetap mampu berdiri
kokoh dalam dunia bisnis.
2.
Weaksness
(Kelemahan)
Yang menjadi kelemahan salah
satunya adalah kinerja karyawan yang kurang kompeten. Cara penganannya bertahap
pada setiap karyawan yang melakukan kesalahan baik, yaitu :
a.
Peringatan
pertama dengan teguran secara lisan dan dibina, dengan waktu satu minggu , jika
dalam satu minggu masih belum ada perubahan dari karyawan yang melakukan
kesalahan maka akan keluar SP1.
b.
Akan
mendapat SP1/Surat Panggilan Pertama, dengan jangka waktu satu bulan jika masih
melakukan kesalahan maka akan keluar SP2.
c.
SP2,
merupakan peringatan yang akhirnya dapat berujung pada pemberhantian tanpa
jangka waktu akan mandapatkan SP3.
d.
jika
sudah mendapat SP3 maka otomatis dia akan diberhentikan secara paksa
3.
Threat
(Hambatan)
Hambatan utama adalah dari harga
dan ketersediaan bahan baku. Harga dari bahan baku relatif kurang stabil
mengikuti kondisi pasar begitu juga dengan jumlah bahan baku kadang terpenuhi
kadang juga tidak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis Waralaba adalah kerja sama dalam bidang usaha dengan
bagi hasil sesuai denga kesepakatan, hak kelola dan hak pemasaran.
Salah satu bisnis waralaba yang ada di Palangkaraya adalah Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya
Cab. Palangkaraya Jl. G. Oboz No. 97.100, 30 Karyawan terdiri dari 4 staf inti,
24 karyawan dan 2 part time, produk yang ditawarkan adalah makanan tradisonal
dan minuman.
Perusahaan ini bergerak ibidang
jasa pelayanan dengan sitem bisnis waralaba yang berdiri pada bulan juli 2013
yang mana produk dari Rumah Makan Wongsolo Grup dengan nama yang berbeda tetapi
masih dalam satu grup yang sama dan dalam Manajemen yang sama, hanya nama yang
membedakannya.
Awal mula berdirinya merupakan gagasan dari Bapak Puspo
Wardoyo pada tahun 1993 dari salah satu menu Ayam Bakar Wongsolo yang sangat
digandrungi masyarakat Indonesia. moto dari Wongsolo grup sendiri yaitu
‘’Hallalan Tayyiban’’dan moto Ayam Penyet Surabaya yaitu ‘’Bekerja adalah
Jihad’’.
B. Saran
Setelah kita membaca, memahami, dan mengetahui profil ini semoga dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca
khususnya penulis sendiri, bahwa dalam
berbisnis banyak hal yang harus diperhitungkan sepertiaspek pemasaran
yang efektif, penerapan ekonomi Islam, penerapan nilai-nilai sosial dan hal
lainnya yang telah tersebut dalam profil pada Bab II.
Dan juga tujuan utama kita tidak hanya untuk mencari keuntungan tetapi juga
harus bernilai Ibadah karena untuk mencapai kesejahteraan baik dunia maupun
diakhirat
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Burton, Richard, Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003.
Setiawan, Deden, Franchise Guide
Series – Ritel, Dian
Rakyat : 2007.
Keizerina Moleong
Lexy J., Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasir, Moh, Metode Penelitian, Ciawi-Bogor Selatan :
Ghalia Indonesia, 2005.
Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2010.
Subagyo, Joko, Metode
Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004.
Zuriah, Nurul,
Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Tengku, Devi Azwar, Perlindungan
Hukum Dalam Franchise, 2005.
Internet
Admin, ‘’Pengertian Bisnis Waralaba atau Franchise’’. Diambil dari : sumber : http://probisnis.net/pengertian-bisnis-waralaba-atau-franchise/. (Online : 19 November 12015).
[1] Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 29.
[2] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, h. 186.
[3] Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta
: PT. Rineka Cipta, 2004, h. 63.
[4] Moh, Nasir, Metode Penelitian, Ciawi-Bogor Selatan :
Ghalia Indonesia, 2005, h. 175.
[5] Nurul
Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006, h. 191.
[7] Tengku
Keizerina Devi Azwar, Perlindungan
Hukum Dalam Franchise, 2005, h.
1 – 2.
[9] Admin, ‘’Pengertian Bisnis
Waralaba atau Franchise’’. Diambil
dari : ( sumber : http://probisnis.net/pengertian-bisnis-waralaba-atau-franchise/. (Online : 19 November 12015).

