RSS

Selasa, 15 Desember 2015

Profil Perusahaan Waralaba Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya.



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang kepada-Nya kita menyembah dan kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi Muhammad saw Khatamun Nabiyyin, beserta para keluarga dan sahabat serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan rahmat dan hidayah dari  Allah swt kami diberikan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dari Bapak, Ahmad Fauzan M., untuk membuat sebuah profil usaha yang kami fokus kan pada Perusahaan Waralaba Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses editoran profil ini. Kami menyadari  bahwa profil ini kurang sempurna, maka dari apabila terdapat kesalahan dalam profil ini mohon dimaafkan dan semoga profil ini dapat bermafaat bagi kita semua, amin.
                                                                  


       Palangka Raya, November 2015                                                 
                 Penyusun
           


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang pesat telah banyak bermunculan berbagai jenid industri di tanah air, contohnya industri jasa dan pelayanan, industri kesehatan, industri tekstil dan lain sebagainya. Salah satu industri yang sanga menjanjikan adalah industri makanan dan minum terbukti dari menjamurnya rumah makan, kedai-kedai bahkan restauran terkenal. Kebanyakan dari mereka yang sukses menerapkan sistem waralaba, karena sistem ini sangat tepat diterapkan dalam industri jasa makanan dan minuman. Tetapi yang paling utama sebagai pelaku bisnis terlebih dahulu kita harus mengenal dan mengetahui bagaimana sebenarnya agar bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri, perusahaan namun juga lingkungan sekitar. Oleh karen itu penting rasanya bagi kita untuk mengetahu lebih lanjut bagaimana sebenarnya bisnis waralaba dan bagaimana profil sebuah perusahaan dari bisnis waralaba.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana gambaran umum dari perusahaan waralaba?
2.      Bagaimana profil dari Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya sebagai salah satu jenis perusahaan waralaba?

C.    Tujuan Masalah

Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam profil ini sebagai berikut :
1.      Mengetahui, memahami dan menjelaskan gambaran umum dari perusahaan waralaba.
2.      Mengetahui, memahami dan menjelaskan profil dari Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya sebagai salah satu jenis perusahaan waralaba.

D.    Manfaat Profil

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penulisan profil ini adalah sebagai berikut:
1.      Kegunaan Praktis
Penulisan profil ini diharapkan menjadi  masukan yang berguna untuk meningkatkan keimanan dan menambah wawasan kita.
2.      Kegunaan Teoritis
Penulisan profil ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan bahan bacaan yang bermanfaat dan pengembangan ilmu seputar Etos Kerja dalam Bisnis Islam.

E.     Teknik Pengumpulan Data

1.      Wawancara : Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.[1] Menurut  Lexy J. Moleong, Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[2] Dalam hal ini peneliti melakukan dialog secara langsung dengan responden agar peneliti dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai bagaimana profil dari Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya. Kegiatan wawancara dilakukan oleh dua perwakilan dari kelompok berdasarkan pembagian tugas.
2.      Observasi : Menurut Subagyo, observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikologis untuk kemudian dilakukan pencatatan.[3] Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan secara langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.[4]
3.      Dokumentasi : cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.[5]

BAB II

Gambaran Umum Bisnis Waralaba


A.    Sejarah Singkat Bisnis Waralaba/Franchise
Sejarah franchise dimulai di Amerika Serikat oleh perusahaan mesin jahit singer sekitar tahun 1850-an. Pada saat itu, Singer membangun jaringan distribusi hampir di seluruh daratan Amerika untuk menjual produknya. Di samping menjual mesin jahit, para distributor tersebut juga memberikan pelayanan purna jual dan suku cadang. Jadi para distributor tidak semata menjual mesin jahit, akan tetapi juga memberikan layanan perbaikan dan perawatan kepada konsumen.[6]
Waralaba mulai ramai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1970-an dengan mulai masuknya franchise luar negeri seperti Kentucky Fried Chicken, Swensen,Shakey  Pisa  dan  kemudian  diikuti  pula  oleh  Burger  King. Istilah   franchise   in selanjutnya   menjadi   istilah   yan akrab   dengan masyarakat, khususnya masyarakat bisnis Indonesia dan menarik perhatian banyak pihak untuk mendalaminya kemudian istilah franchise dicoba di Indonesiakan dengan istilah ‘waralaba’ yang diperkenalkan pertama kali oleh Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (LPPM) sebagai padanan istilah franchise.[7]

B.     Definisi
Pengertian bisnis waralaba atau franchise berasal dari bahasa Perancis affranchir yang berarti to free yang artinya membebaskan.[8] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai denga kesepakatan,  hak kelola, hak pemasaran. Begitu juga artinya dengan franchise. Wara berarti lebih dan Laba itu mempunyai arti untung, jadi waralaba itu sering mempunyai arti kata lain lebih untung.
Dalam dunia bisnis di Indonesia kata waralaba biasanya sering digunakan untuk bisnis lokal. Sedangkan franchise biasa digunakan untuk skala yang lebih besar atau bisa dibilang waralaba internasional.
Berikut definisi atau pengertian bisnis waralaba atau franchise dari berbagai sumber ;[9]
1.       Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.’' Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan atau penjualan barang dan jasa.
2.      PP RI No. 42 Tahun 2007 tentang waralaba, (Revisi atas PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba) Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
3.      David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.
4.      Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.


Profil Perusahaan

Ayam Penyet Surabaya
 Cab. Palangkaraya Kalimantan Tengah
Jl. G. Oboz No. 97.800

A.    Profil Umum Perusahaan
Nama Perusahaan                     :         Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya
                                                           Wongsolo Grup
Motto Perusahaan                     :         Bekerja adalah Jihad
Nama Pendiri                            :         Drs. Puspo Wardoyo
Nama Manajer                          :         Puwadi
Tanggal Berdiri                         :         Juli 2013
Alamat Berdiri                          :         Jl. G. Oboz No. 97.100
Jenis Perusahaan                       :         Waralaba dibidang Pelayanan Jasa
Jumlah Karyawan                     :         30 Karyawan terdiri dari 4 staf inti, 24 karyawan dan 2 part time
Produk                                      :         Makanan Tradisional dan Minuman

B.     Profil Pendiri                         
Nama                                        :         Drs. Puspo Wardoyo
Tempat Tanggal Lahir              :         Solo, 30 November 1967
Profesi                                      :         Pengusaha
Riwayat Pendidikan                 :         SDN Kenangasam Solo
                                                           SMP Islam Batik Solo
                                                           SMA Negeri Batik Solo
                                                           UNS Solo



C.    Profil Manajer
Nama                                        :         Puwadi
Tempat Tanggal Lahir              :         Negara, Kalimantan Selatan, 05 September 1991
Alamat                                      :         Jl. Dr. Murjani, Gg. Sari 45
Jabatan di Perusahaan              :         Manajer/Pemimpin Cabang

D.    Riwayat Perusahaan
Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya adalah perusahaan dibidang jasa pelayanan yang berdiri pada bulan juli 2013. Pemilihan nama Ayam Penyet Surabaya karena buka pertamakali di kota Medan Sumatra Utara, dan sambal cabe rawit spesialnya dikirim cargo dari Surabaya.
Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya ini merupakan produk dari Rumah Makan Wongsolo Grup dengan nama yang berbeda tetapi masih dalam satu grup yang sama dan dalam Manajemen yang sama, hanya nama yang membedakannya.
Jika kita berbicara tentang sejarah awal mula berdirinya Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya tentunya kita akan berbicara mengenai awal mula berdirinya Ayam Bakar Wongsolo / Wongsolo Grup sebagai Pusat dari semua cabang disetiap daerah. Wongsolo Grup  adalah  bisnis rumah makan yang bergerak dalam bisnis jasa, moto mereka adalah ‘’Hallalan Tayyiban’’, yang berarti halal dari segi makan dan baik dari segi aspek pengolahan dan pelayanan. berdiri sejak 18 April 1991 di bawah kendali Bapak Puspo Wardoyo dan berkantor pusat di kota Medan dengan cabang hampir di seluruh propinsi di Indonesia. Meggunakan nama Solo dikarenakan Pemiliknya Bapak Puspo Wardoyo sendiri berasal dari kota Solo.
Berdasarkan hasil wawancara kami mendapat sebuah cerita yang sangat menarik mengenai bagaimana awalnya Ayam Bakar Wongsolo ini dikenal oleh Masyarakat. Usaha Ayam Bakar Wongsolo ini pertamakali dibuka oleh Bapak Puspo Wardoyo dengan menyewa lahan didekat bandara sewa perhari Rp. 1.000 pada waktu itu. Dilahan berukuran 4x4 itulah kemudian warung ayam bakar dibuka dan dengan modal kurang lebih Rp. 800.000 dengan menjual 3-4 ekor ayam perhari dengan 4 karyawan.
Cerita Kesuksesannya berawal dari salah satu karyawan yang meminjam uang untuk modal kepada Bapak Puspo Wardoyo untuk kepentingan pribadinya, berkat ketulusan beliau si karyawan merasa berhutang budi, tak lama setelah itu karyawan tersebut mengundang seorang karyawan untuk mewawancarai Bapak Puspo Wardoyo, yang mana si wartawan tersebut adalah kakak dari karyawan yang berhutang tadi. Alhasil profil beliau dimuat di koran Waspada Medan tahu 1992 dengan judul ‘’Sarjana Buka Ayam Bakar Wongsolo’’, maka konsumen mulai mendatangi warungnya sehingga omset meningkat dari 100 potong ayam sampai dengan 200 potong ayam terjual habis. Beliau kemudian membuka cabang diberbagai kota dihapir seluruh wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, dengan menawarkan kerjasama dengan sistem waralaba atau frencais, berdasarkan informasi yang kami dapatkan mereka adalah perusahaan frencais pertama yang sukses di Indonesia, bahkan Beliau bertekad akan mengembangkannya ke Malaysia dan Singapura karena dari segi selera makanan masih serumpun dengan kita .
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Rumah Makan Ayam Penyet adalah produk dari Wongsolo Grup. Ayam Penyet Surabya sendiri atas gagasan dari Bapak Puspo Wardoyo pada tahun 1993 dari salah satu menu Ayam Bakar Wongsolo yang sangat digandrungi masyarakat Indonesia. Seiring dengan banyaknya customer yang menggemari menu ayam penyet, maka dibukalah gerai Pertama Ayam Penyet Surabaya di Medan pada tahun 2006. Hingga saat ini cabangnya telah mencapai 20 cabang di seluruh penjuru Indonesia dan yang berada di  Kalimantan Tengah Palangkaraya berlokasi di  Jl. G. Oboz No. 97.800.

E.     Visi dan Misi Perusahaan
1.      Visi Perusahaan
Perusahaan Islami yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dimana outlet wongsolo berada.
2.      Misi Perusahaan
Memenuhi kebutuhan pelanggan akan konsumsi yang bergizi tinggi, higienis, aman bagi kesehatan pelanggan dan halal.
F.    
·         Costumer Service
·         Kasir
·         Kapten Area
·         Bagian Minuman
·         Bagian Saji (Kapten Stelling)
·         Bagian Tongseng (memasak)
·         Bagian BBG/Blong
·         Bagian Sambal
·         Bagian Pencuci Peralatan dan Perlengkapan
Struktur Organisasi Perusahaan

                                                 









G.    Pengawasan
            Dari segi pengawasan semua kegiatan baik itu produksi maupun pelayanan di awasi oleh staf inti yaitu Manajer, Kaprok, Bendahara dan Pimpinan Belanja. Mereka melakukan kontrol harian dengan pembagian jadwal masing-masing dan jika seandainya para staf inti tidak berada ditempat maka yang mengawasi kegiatan adalah karyawan biasa yang ditunjuk khusus bedasarkan kepercayaan dari pemimpin/staf inti.
H.    Produk
1.      Jenis Produk yang ditawarkan
Makanan
No.
Daftar Nama
Harga
1
Ayam Penyet
Rp. 27.000,00
2
Ayam Bakar
Rp. 26.000,00
3
Nasi Uduk Ayam Penyet
Rp. 28.000,00
4
Bebek Penyet
Rp. 31.000,00
5
Fried Chicken
Rp. 29.000,00
6
Lele Penyet
Rp. 28.000,00
7
PKT ikan Nila Penyet
Rp. 29.000,00
8
PKT ikan Haruan Penyet
Rp. 28.000,00
9
PKT ikan Patin Penyet
Rp. 28.000,00




Minuman
No.
Daftar Nama
Harga
1
Lidah Buaya Lemon
Rp. 15.000,00
2
Lidah Buaya Cocopandan
Rp. 15.000,00
3
Soda Gembira
Rp. 12.000,00
4
Kelapa Muda Cocopandan
Rp. 10.000,00
5
Es Buah
Rp. 16.000,00
6
Juice Alpukat
Rp. 15.000,00
7
Juice Sirsak
Rp. 14.000,00
8
Juice Mangga
Rp. 14.000,00
9
Juice Pepaya
Rp. 8.000,00
10
Juice Semangka
Rp. 13.000,00
11
Juice Melon
Rp. 14.000,00
12
Lemon Tea
Rp. 8.000,00
13
Milshake Orange
Rp. 15.000,00
14
Milshake Strawberry
Rp. 15.000,00
15
Milshake Melon
Rp. 15.000,00
16
Teh Manis Panas
Rp. 4000,00
17
Es Teh Manis
Rp. 4000,00
18
Kopi
Rp. 7.000,00
19
Es Jeruk
Rp. 8000,00

Pelengkap
No.
Daftar Nama
Harga
1
Tumis Kangkung
Rp. 10.000,00
2
Tumis Pare
Rp. 13.000,00
3
Tumis Kacang Panjang
Rp. 10.000,00
4
Balado Terong
Rp. 12.000,00
5
Capcay
Rp. 11.000,00
6
Tumis Genjer
Rp. 10.000,00
7
Oseng Tempe
Rp. 12.000,00
8
Nasi Goreng
Rp. 18.000,00
9
Mie Goreng
Rp. 18.500,00
10
Sup Ceker
Rp. 12.000,00
11
Balado Cumi/Udang
Rp. 39.000,00
12
Cumi/Udang Goreng
Rp. 39.000,00
13
Tahu Pong
Rp.12,000,00
14
Tahu Penyet
Rp. 14.000,00
15
BihunGoreng
Rp. 12.000,00
16
Oseng Kikil
Rp. 23.000,00




2.      Penanganan Produk Rewok (Rusak)
        Produk Rewok dikontrol harian,dan ditangani oleh masing-masing bagian (bagian-bagian pada struktur organisai) dengan mencatatnya pada buku pembelian dan pengeluaran meliputi produk apa saja yang rusak dan jumlahnya.
3.      Penanganan Limbah
Ditangani oleh petugas kebersihan yang sudah bekerjasama dengan perusahaan sehingga limbah dapat dikrontrol secara baik dan benar.
I.       Pemasaran
Rencana pemasaran dari pihak Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya sendiri dilakukan dengan melakukan promosi seefektif mungkin seperti pembagian brosur, kartu nama dan spanduk. Selain itu juga mereka aktif melakukan promosi melalui dunia maya sehingga meraka dapat dengan mudah memperluas jangakuan pasar.
Dari pusat juga ada pihak marketing sendiri yang disebut dengan Promosi Nasional, pihak ini lah yang melakukan promosi besar-besaran tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri.
J.      Strategi Mengahadapi Pesaing
Hal yang mendasar adalah bersaing secara sportif, salah satu cara yang mereka terapkan yaitu menciptakan kenyamanan konsumen dari berbagai aspek seperti, kebersihan, pelayanan dan rasa yang khas. Kebersihan dan pelayanan harus saling mendukung, pelayanan yang baik tidak akan maksimal tanpa adanya kebersihan dan sebaliknya, kondisi lokasi dan pelayanan mempengaruhi rasa dari produk karena kepuasan konsumen akan tercipta ketika mereka merasa nyaman selama berada ditempat rumah makan.
Selain itu juga mereka menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti Mushola untuk para konsumen yang beragama Islam agar mudah dalam menunaikan kewajibannya saat berada di rumah makan mereka, tentunya ini menjadi nilai lebih dalam dunia persaingan.
K.    Aspek Produksi
1.      Kriteria perekrutan karyawan
Mengenai kriteria karyawan mereka tidak terpaku pada ijasah terakhir para pelamar kerja, mereka lebih mengutamakan kryawan yang kompeten, rajin, dan  bersungguh bersedia mematuhi peraturan.
Mereka juga mengadakan masa training bagi karywan baru selama tiga bulan untuk mengetahui bagaimana kinerja si karyawan baru tersebut. Seandainya selama tiga bulan kinerjanya bagus maka otomatis dapat diterima oleh perusahaan tetapi jika tidak maka akan sulit untuk diterima atau bahkan dikeluarkan tetapi tetap diberikan gaji sesuai lamanya masa training.
2.      Deskripsi Lokasi 
Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cab. Palangkaraya beralamat di Jl. G. Oboz No. 97.8004 , berada di pusat kota disamping SPBU G.oboz.
Menurut penulis lokasi berdirinya sangat strategis karena selain dekat perumahan dan pertokoan juga dekat dengan Islamic Sentral yaitu Kampus IAIN Palangkaraya, Kampus Terbuka Palangkaraya dan STIMIK Palangkaraya. Luas area diperkirakan kurang lebih 25 m untuk lebar dan panjangnya 23 m, belum termasuk halaman depan dan tempat parkir, untuk halaman depan cukup luas dan tentunya tepat untuk tempat parkir. Terdiri dari dua lantai, lantai dasar untuk kegiatan perusahaan sedangkan lantai dua hanya untuk penyimpanan peralatan atau barang bekas.
Jumlah meja makan sekitar 35 buah, dibagian tengah masing-masing dilengkapi 4 kursi dan meja makan yang lesehan ada dibagian kiri dan kanan.



3.      Fasilitas dan Peralatan
Untuk fasilitas yang mereka tawarkan antara lain sebagai berikiut :
a.       Mushola para pelanggan muslim menunaikan kewajibannya selama berada di rumah makan
b.      Televisi
c.       2 westafel, di dalam dan di luar samping pintu masuk
d.      Toliet, untuk pelanggan di dalam dekat mushola untuk karyawan dan staf di belakang
Untuk Peralatan mereka sangat beragam dan banyak jumlahnya, diantaranya 6 buah wajan besar, 3 buah blender jumbo, 2 mesin giling sambel, 4 presto besar dan 1 presto kecil, 8 buah kompor gas, piring saji, sendok makan minuman, sendok, garpu dan centong dengan berbagai macam ukuran besar, dan peralatan lain untuk menjaga kualitas produk agar dapat tersajikan kepada konsumen dengan baik.
4.      Bahan Baku
        Kalo untuk bahan baku mereka mengutamakan kualitas, suplier mereka berada di Banjar Masin Kalimantan Selatan, contohnya beras dan ayam. Sedangkan khusus untuk Gula Merah didatangkan dari Solo dan Cabe untuk sambel dari Surabaya.
Tetapi jika dalam keadaan terdesak tak jarang juga dipasok dari pasar yang ada di Palangkaraya dengan kualitas produk yang telah diperhitungkan sebaik mungkin.
5.      Kegiatan Produksi
Kegiatan dimulai dari pukul 07:30 pagi sampai pada 10:22 malam, yang terbagi menjadi 3 shif ;
a.       Shif pertama dari pukul 07:30 pagi sampai 15:00 sore
b.      Shif kedua dari pukul 12:30 siang sampai 15:30, istirahat sejam setengah kemudian lanjut sampai pukul 08:00 malam
c.       Shif ketiga dari pukul 14:30 sore sampai 10:22 malam.
Selain itu juga mereka mengadakan kegiatan rutinan diluar kegiatan produksi yaitu breffing, evaluasi kerja, doa bersama dan  kultum yang dilakukan setiap pagi dan sore, serta kegiatan amal atau bantuan sosial.
6.      Proses Pengerjaan Produk
      Untuk setiap menu/porsi yang ditawarkan waktu pengerjaan paling lama 30 menit tergantung pesanan. Pemanggangan ayam sebagai menu utama selama 30-45 menit. Pada mulanya Ayam Penyet Surabaya ini dalam penyajiannya prasmanan, tetapi berdasarkan pertimbangan kondisi konumen tertentu maka ditiadakan.
L.     Analisis SWOT
1.      Strength (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan dari Ayam Penyet Surabaya antara lain :
a.       Prinsip Ekonomi Islam yang mereka terapkan dalam segala aspek kegiatannya, contoh yang paling jelas dapat kita lihat adalah moto dari Wongsolo grup sendiri yaitu ‘’Hallalan Tayyiban’’dan moto Ayam Penyet Surabaya yaitu ‘’Bekerja adalah Jihad’’. Maksudnya bahwa mereka bukan hanya berbisnis untuk mencari profit tetapi juga untuk kemaslahatan orang banyak seperti karyawan dan para masyarakat dilingkungan sekitar. Jadi jelas apa yang mereka kerjakan Insya Allah tidak hanya bernilai material tetapi juga spiritual / nilai-nilai keislaman.
b.      Kegiatan-kegiatan diluar produksi yaitu memberikan bantuan sosial berupa sumbangan kepada Panti Asuhan dan masyarakat sekitar sebulan sekali dan pada bulan Ramadhan dengan mengundang para Yatim Piatu dari Panti Asuhan tertentu untuk berbuka bersama.
c.       Menu-menu tradisionalnya, terutama sambel ayam penyetnya, berdasarkan dari komentar pelanggan yang memang merasa puas dengan sambel yang disajikan karena dia khas dan beda dari sambel di rumah makan lainnya.
d.      Apa yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh pendiri yaitu Bapak Gusto Wardoyo seperti, mengutamakan sedekah, rajin , pantang putus asa, mengutamakan pelanggan, menjalin silaturrahmi yang baik antara semua staf, karyawan dan pelanggan, tidak serakah untuk mendapatkan keuntungan dan tanggung jawab yang tinggi. Hal ini yang menjadi kekuatan tersendiri untuk tetap mampu berdiri kokoh dalam dunia bisnis.
2.      Weaksness (Kelemahan)
Yang menjadi kelemahan salah satunya adalah kinerja karyawan yang kurang kompeten. Cara penganannya bertahap pada setiap karyawan yang melakukan kesalahan baik, yaitu :
a.       Peringatan pertama dengan teguran secara lisan dan dibina, dengan waktu satu minggu , jika dalam satu minggu masih belum ada perubahan dari karyawan yang melakukan kesalahan maka akan keluar SP1.
b.      Akan mendapat SP1/Surat Panggilan Pertama, dengan jangka waktu satu bulan jika masih melakukan kesalahan maka akan keluar SP2.
c.       SP2, merupakan peringatan yang akhirnya dapat berujung pada pemberhantian tanpa jangka waktu akan mandapatkan SP3.
d.      jika sudah mendapat SP3 maka otomatis dia akan diberhentikan secara paksa
3.      Threat (Hambatan)
Hambatan utama adalah dari harga dan ketersediaan bahan baku. Harga dari bahan baku relatif kurang stabil mengikuti kondisi pasar begitu juga dengan jumlah bahan baku kadang terpenuhi kadang juga tidak.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Bisnis Waralaba adalah kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai denga kesepakatan,  hak kelola dan hak pemasaran.
Salah satu bisnis waralaba yang ada di Palangkaraya adalah Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Palangkaraya Jl. G. Oboz No. 97.100, 30 Karyawan terdiri dari 4 staf inti, 24 karyawan dan 2 part time, produk yang ditawarkan adalah makanan tradisonal dan minuman.
Perusahaan ini bergerak ibidang jasa pelayanan dengan sitem bisnis waralaba yang berdiri pada bulan juli 2013 yang mana produk dari Rumah Makan Wongsolo Grup dengan nama yang berbeda tetapi masih dalam satu grup yang sama dan dalam Manajemen yang sama, hanya nama yang membedakannya.
Awal mula berdirinya merupakan gagasan dari Bapak Puspo Wardoyo pada tahun 1993 dari salah satu menu Ayam Bakar Wongsolo yang sangat digandrungi masyarakat Indonesia. moto dari Wongsolo grup sendiri yaitu ‘’Hallalan Tayyiban’’dan moto Ayam Penyet Surabaya yaitu ‘’Bekerja adalah Jihad’’.

B.     Saran

Setelah kita membaca, memahami, dan mengetahui profil ini semoga dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca khususnya  penulis sendiri, bahwa dalam berbisnis banyak hal yang harus diperhitungkan sepertiaspek pemasaran yang efektif, penerapan ekonomi Islam, penerapan nilai-nilai sosial dan hal lainnya yang telah tersebut dalam profil pada Bab II. Dan juga tujuan utama kita tidak hanya untuk mencari keuntungan tetapi juga harus bernilai Ibadah karena untuk mencapai kesejahteraan baik dunia maupun diakhirat

DAFTAR PUSTAKA


Buku

Burton, Richard, Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis,  Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003.
Setiawan, Deden, Franchise Guide Series Ritel, Dian Rakyat : 2007.
Keizerina Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasir, Moh,  Metode Penelitian, Ciawi-Bogor Selatan : Ghalia Indonesia, 2005.
Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2010.
Subagyo, Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Tengku, Devi Azwar, Perlindungan Hukum Dalam Franchise, 2005.


Internet

 Admin, ‘’Pengertian Bisnis Waralaba atau Franchise’’. Diambil dari :  sumber : http://probisnis.net/pengertian-bisnis-waralaba-atau-franchise/. (Online : 19 November 12015).




[1] Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 29.
[2] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, h. 186.
[3] Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004, h. 63.
[4] Moh, Nasir, Metode Penelitian, Ciawi-Bogor Selatan : Ghalia Indonesia, 2005, h. 175.
[5] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 191.
[6] Deden Setiawan, Franchise Guide Series Ritel, Dian Rakyat : 2007, h. 13.
[7] Tengku Keizerina Devi Azwar, Perlindungan Hukum Dalam Franchise, 2005, h. 1 – 2.
[8]  Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis,  Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003, h. 56.
[9] Admin, ‘’Pengertian Bisnis Waralaba atau Franchise’’. Diambil dari : ( sumber : http://probisnis.net/pengertian-bisnis-waralaba-atau-franchise/. (Online : 19 November 12015).